MENGUKUR KECEPATAN BUNYI

Gambar
Rumus Cepat Rambat Bunyi Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dari satu tempat ke tempat lain.  Secara matematis, cepat rambat bunyi dapat dituliskan :  v = cepat rambat bunyi (m/s) s = jarak tempuh (m) t = waktu (s) Cepat rambat bunyi di udara sekitar 330 m/s. Karena bunyi sebagai gelombang, maka cepat rambat bunyi dapat dituliskan :  v  = cepat rambat bunyi (m/s) = panjang gelombang bunyi (m) T  = periode (s) f = frekuensi bunyi (HZ)  Di dalam fluida (zat cair dan udara), kecepatan gelombang bunyi dirumuskan : B = modulus Bulk (kg/ms2) r = kerapatan medium (kg/m3) g = tetapan laplace = rasio kapasitas–panas R = tetapan gas umum (8,314 J/mol.K) T = suhu mutlak (K) M = massa molar gas (gram/mol) Jika bunyi melalui batang padat dan panjang, maka laju bunyi sebesar : E = modulus Young (kg/ms2)Rumus Cepat Rambat Bunyi Sumber:  https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/2015/03/rumus-cepat-r...

ANEMIA

GANGGUAN atau KELAINAN pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dari penderita yang kekurangan eritrosit terutama unsur hemoglobin di dalam tubuh. Oleh karena itu, ada yang menyebutnya penyakit kurang darah. Jumlah eritrosit normal adalah 5,3 juta/mm3 darah. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2) menuju jaringan menurun, sehingga mengganggu fungsi kerja sel.
Gejala anemia antara lain ditandai dengan muka penderita pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya bintik-bintik hitam pada mata, jantung berdebar, dan denyut nadi meningkat.
Anemia dapat terjadi juga apabila kita terluka dan kehilangan banyak darah. Sehingga cara yang bisa dilakukan adalah transfusi darah. Kurangnya zat seperti zat besi (Fe) dan vitamin B12 juga bisa menyebabkan anemia. Selain itu, ada pula anemia yang terjadi secara genetis. Misalnya thalasemia dan anemia bulan sabit (siclema).
Thalasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit, sehingga selnya mudah rapuh dan cepat rusak. Ini terjadi karena sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) dengan cukup, sehingga hemoglobin tidak terbentuk. Thalasemia merupakan penyakit menurun, penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang kurang bahkan hampir tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan transfusi darah secara rutin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa penderita thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat untuk memproduksi sel merah lebih banyak. Sedangkan tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah, akibat thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya hingga terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sementara itu, anemia bulan sabit (cicle cell anemia) merupakan anemia yang sel-selnya mengandung tipe hemoglobin abnormal, yang disebut hemoglobin S. Apabila hemoglobin S ini berikatan dengan oksigen (O2) yang berkonsentrasi rendah, Hb S membentuk gel, sehingga menyebabkan perubahan bentuk (sickling) eritrosit. Sel ini kurang fleksibel dan cenderung mengalami fragmentasi, dan terdapat peningkatan laju pemecahan eritrosit oleh makrofag. Hemoglobin yang membentuk gel tersebut juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh. Varian Hb S diwariskan dengan cara Mendelian. Keturunan heterozigot dengan Hb S kurang dari 40% biasanya tidak memberikan gejala (sickle cell trait). Keturunan homozigot dengan lebih dari 70% Hb S mengalami anemia sel sabit penuh.
Sumber : http://afrizalx.blogspot.com/2017/01/gangguan-pada-peredaran-darah.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TELEVISI

GERAK HEWAN DI DARAT

MENGUKUR KECEPATAN BUNYI